BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Mempelajari
Buku Principles Of Instructional Design ini memberikan penjelasan kepada
kita bagaimana prinsip mengembangkan dan mendesain sebuah pembelajaran yang
efektif. Dengan mendefinisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa dalam
suatu kegiatan yang bertujuan memfasilitasi pembelajaran, seorang guru yang
memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain instruksional, memiliki
visi yang lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu siswa belajar.
Pembelajaran akan lebih efektif jika guru melibatkan para siswa dalam
peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang memfasilitasi pembelajaran. Setiap
individu memiliki keyakinan pribadi tentang bagaimana belajar. Dan bagi setiap
individu belajar berasal dari pengalaman pribadi, refleksi diri, pengamatan
orang lain, dan melalui pengalaman mencoba untuk mengajar atau mengajak orang
lain untuk dapat berpikir seperti cara kita. Belajar, seperti yang
didefinisikan oleh Robert Gagne (1985), adalah sebuah proses yang mengarah ke
perubahan dalam diri pelajar dan kemampuan yang dapat tercermin dalam perilaku.
Sebagai
manusia kita memandang dan memproses informasi disetiap menit. Beberapa
informasi ini kemudian disaring dan beberapa dijadikan masukkan untuk diketahui
dan ingat. Perubahan dalam kemampuan adalah hasil dari apa yang kita sebut
dengan situasi belajar. Situasi belajar memiliki dua bagian yakni situasi
belajar eksternal dan situasi belajar internal.
Bagian
internal dari situasi belajar, nampaknya berasal dari memori yang disimpan dan
keinginan dari pemelajar. Sedangkan Situasi belajar eksternal berkaitan
kondisi lingkungan dimana pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip dari desain instruksional, diharapkan guru dapat memilih atau
merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk membantu siswa belajar.
B. Rumusan
masalah
1. What
is Example Of Learning Principles?
2. How
The Conditions and Process
Of Learning?
3. The
Derivation of an instruction system
4. What is The ADDIE Model?
5. Bagaimana dan apa saja kategori dari hasil belajar
6. Apa tujuan dari pendidikan dan pelatihan?
C. Tujuan
1.
To inform the example of learning
2.
To inform the conditions of learning
3.
To inform the derivation of an
instruction
4.
To
understanding the ADDIE Model
5.
Dapat
mengetahui kategori hasil belajar
6.
Dapat
memahami tujuan dari pendidikan dan pelatihan
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTRODUCTION TO
INSTRUCTIONAL SYSTEM
There are several principles derived
from theoretical learning and learning relevant with the design
instructional.These principles is as follows :
a.
Contiguity, Prinsip
Kedekatan yang menyatakan bahwa situasi stimulus harus akan disajikan bersamaan dengan respon yang
diinginkan.
b.
Repetition, Prinsip
pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan respon perlu diulang, atau
dipraktekkan, untuk belajar ditingkatkan dan retensi menjadi lebih terjamin.
c. Reinforcement, secara
histories Prinsip penguatan ini secara telah dinyatakan sebagai berikut:
Belajar dari tindakan baru yang diperkuat ketika terjadinya tindakan diikuti
oleh sesuatu yang memuaskan (Thorndike, 1913).
d.
Social-Cultural Principles of
Learning Prinsip Belajar berdasarkan
sosial-budaya. Sebagian besar psikolog pendidikan sejak awal mempelajari
bagaimana individu belajar dari instuksi/petunjuk tanpa mempertimbangan
lingkungan sosial-budaya pemelajar. seperti faktor tingkatan pada pembelajaran,
penggunaan ilustrasi, dan cara presentasi, antara lain, menentukan perbedaan
yang diisolasikan dalam upaya untuk memberikan kontribusi terhadap perbedaan
dalam situasi belajar. Namun, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa
konteks sosial-budaya dari belajar merupakan factor yang mungkin sama
pentingnya lebih dari komponen lainnya.
1.
The
Conditions Of Learning
So, it appears that instructional must
take into account a whole set of factors both eksternal and internal to the
learner that collectively may be called the condition of learning (Gagne,
1985). Eksternal factor, like the learning environment, the resources in that
enviroment, and the management of learning activities interact with internal
conditions, such as states of mind that the learner brings to the learning
task, previosly learned capabilities, and personal goals of the individual
learner. These internal capabilities appear to be a highly important set of
factors that affect learning.
2.
The
Process Of Learning
Dalam menjelaskan kondisi pembelajaran, baik eksternal
dan internal, harus dimulai dengan suatu kerangka atau model, dari proses yang
memperlihatkan adanya tindakan pembelajaran. Suatu model diterima secara luas
oleh para peneliti modern yang menggabungkan ide-ide utama teori pembelajaran
secara kontemporer yang dikembangkan awalnya oleh Atkinson dan Shiffrin (1968),
Memahami pembelajaran sebagai pengolahan informasi yang terdiri dari beberapa
tahap antara persepsi dan memori.
Informasi dari salah satu memori kerja atau memori
jangka panjang, ketika diambil, lolos ke generator respon dan ditransformasikan
menjadi tindakan. Aktivitas pesan kemudian berefek pada (otot), menghasilkan
kinerja yang dapat diamati terjadi di lingkungan pemelajar.Tindakan ini yang
memungkinkan pengamatan eksternal untuk memberitahu bahwa stimulasi awal telah
memiliki efek yang diharapkan. Informasi kemudian telah “diproses” dalam semua
cara, dan pemelajar telah, benar-benar belajar.
3.
The
Derivation of an instruction system
A teacher or trainer using instructional
design principles to design a lesson may need only a simple model for lesson
planning. If the desired objective have already been specified, and curriculum
materials developed, the teacher might have only to (1) manage the students’
use of the materials, (2) guide their activities, and (3) asses learning and
provide corretive feedback. However, a large curriculum project, like
developing a 40-hour course to teach air-traffic control procedure will require
a more thorough model. The retional steps of a thorough model, which we will
describe more completely in the next chapter, may be outlined briefly as
follow:
1. Determine
the purposes for the instruction.
2. Goals
of instruction may be translated into a framework for a curriculum and for the
individual courses contained in it.
3. The
course objectives are then analyzed and major units of instruction are
identified.
4. The
determination of types of capabilities to belearned, and the inference of
necessary learning condition for them, makes it possible to plan the sequencesof
lessons.
5. Lessons
are further broken down into events and/or learning activities.
6. The
additional element required for completion of instructional design is a set of
procedures for assessment of what student have learned.
7. The
design of lesson and courses, with their accompanying teachiques of assessing
learning outcames, makes possiblethe planning of entire systems.
8. Finally,
attenion must be paid to evaluation of the instructional affort.
B.
DESIGN
INSTRUCTIONAL SYSTEM
Instructional
system design (ISD) adalah proses untuk menciptakan sistem instruksi. Ini
adalah terstruktur dan ilmiah dalam dokumen, replicable dalam aplikasi umum,
dan mengarahkan pada hasil yang dapat di prediksi. Tetapi, hal ini juga
membutuhkan kreatifitas dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan. ISD
termasuk beberapa tahapan, menganalisis, desain, pengembangan, implementasi dan
evaluasi, dan berkarakter dengan menyeluruh konsep desain.
1. The Basic Process: The
ADDIE Model
Kebanyakan
sistematis desain model memiliki komponen yang hamper sama, tetapi dapat sangat
bervariasi dalam spesifik tahap-tahap dan representasi grafik. Model dasar
proses ISD mengandung lima tahapan, atau component (figure 2-1). Model tersebut
memiliki awalan tertulis dari setiap lima componen figure 2-1 yaitu ADDIE
(“add-ee”). Setiap lima tahapan memiliki alngkah awal menerima lebih atau
kurang tekanan diluar dari model ISD. Lima komponen dalam model ADDIE yaitu:
i.
Analysis
a.
Menentukan
pertamakalinya yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan solusi.
Memahami
jawaban—jawaban dari pertanyaan seperti: apa tujuan siswa sekolah? Apakah ini
pendidikan umum atau melatih keterampilan professional? Apa yang dibutuhkan
dalam sekolah? Apa yang dibutuhkan siswa dalam pengebangan diri?
b.
Melakukan analisis untuk
menentukan target pengetahuan, afektif, dan keahlian dalam sekolah.
What
knowledge, skill, and attitude (KSAs)
should a student leave this course with? are there any standards or
expectation for this course (from other sources) thet must be met? An important
outcome of instructional analysis is task classificatio.
c. Menentukan
kemampuan siswa yang dimiliki, dan yang akan didapat dalam pembelajaran.
What
related skill do you expect the students to come in with? What motivates these
students?
d. Menganalisis
waktu yang tersedia dan bagaimana dapat terpenuhi dalam periode waktu. Beberapa
pembuat juga direkomendasikan saling terhubung atau kemampuan analisis
Kemampuan
apa yang dibutuhkan dalam sekolah ini?
do you course outcomes require special equipment or learning experinces?
What can you readonably expect the student to learn ini 16 weeks (or however
long the course is)?
ii.
Desain
a. Menerjemahkan
akhir sekolah pada hasil yang performa, dan object yang utama.
What
will students e epected to do to at the completion of this course that they
couldn’t do whwn they came?
b.
Menentukan pengaturan
topic atau unit dan bagaimana menggunakan waktu dengan baik
These
unit objectives should all lead to accomplishing the broader course objectives.
If, for example, on of the course objectives of a leisure studies course is, “
The student will plan a park to meet the needs of local residents”.
c.
Mengurutkan unit-unit
mengenai sekolah objective
This
my consist of a list of important concepts, principles and rules, or it may
involve defining types of problems students will be expected to solve. However,
it leads to a list of learning outcomes or objectives that are than related to
each other in the from a diagram or instructional curriculum map (ICM). The ICM
is the desaigner’s rought sketch of the course, much as a 3-D rendering is an
architect’s sketch of a building.
d.
Menyempurnakan
unit-unit instruksi, mengindetifikasi object besar untuk mencapai setiap unit.
A
learning activity is an element of a lesson plan and consists of a specific
event or processes in which a learner enganges in active responding or
construction during learning.
e.
Mendefinisikan
aktifitas belajar dan pembelajaran pada setiap unit.
Design
of the lessons and learnin activities centers on the development of external event
that will be most effective in bringing about the desired condition of
learning. Consideration must also be given to the caracteristics of the
learnes, because these will determine many of the interna conditions involved
in the learning.
f. Mengembangkan
spesifikasi untuk penilaian siswa dalam belajar
This
component follow logically from the contents of the instructional objectives.
These assessment are expected to be valid and reliable measures of what
students have learned as a result of instruction on specific objectives. This
kind of assessment, or testing, is sometimes called objectives-referenced
assement.
iii.
Development
Development refers to the preparation
of materials to be used in the learning environment.
a.
Membuat keputusan
mengenai tipe-tipe aktifitas belajar dan bahan yang digunakan.
b.
Menyiapkan rancangan
bahan-bahan atau aktifitas-aktifitas
c.
Mencoba bahan-bahan dan
aktivitas-aktivitas dengan target anggota peserta
d.
Meninjau kembali,
memperbaiki, dan menghasilkan bahan-bahan dan aktifitas-aktifitas.
e.
Memberikan pelatihan
guru atau tambahan bahan-bahan
iv.
Implementation
a. memasarkan
bahan-bahan untuk digunakan guru atau siswa
b. menyediakan
bantuan atau dukungan yang dibutuhkan
five
principles that apply to implementation palnning are in the areas of learning
management system, student guidance, change management, delivery environtment
condition, dan course maintenance plans.
v.
Evaluation
a. Mengimplementasikan
rencana untuk evaluasi siswa
b. Mengimplementasikan
rencana untuk evaluasi program
c. Mengimplementasikan
rencana untuk pemeliharaan dan revisi kursus
2. Other Types
of Models
a.
Generalized
Models
Model ini cenderung mewakili konsep
penggagas tentang bagaimana ISD dapat
dilakukan atau pendekatannya dapat diaplikasikan secara luas dalam
konteks variasi, penyampaian sistem, atau seputar ISD. Gustafson and Branch
(1997) memberikan beberapa kategori model dalam tiga bagian yaitu classroom
models, product, and system. Clasroom
model memberikan arahan untuk ISD dalam pengaturan sekolah, yaitu cenderung
memiliki kurikulum tetap dan terbatasnya inovasi sumberdaya. Product
model seperti dikatakan Bergman and Moore’s (1990) petunjuk menghasilkan
dan mengatur pengaplisasikan video atau multimedia untuk menyampaikan
spesifikasi sistem. System models
menjangkau dari pendekatan komprehensif ke pengembangan sistem yang lebih luas
(Branson, 1977).
b.
Situated
Model
Dibandingkan dengan model ADDIE ini
mengartikulasikan pada tahapan analisis, desain, dan development. Dalam
implementasinya dibuat uji coba, yang terjadi selama pengembangan, dan
pelaksanaan pada tahap formal, yang mengacu pada aktualisasi .model ini tidak
menggunakan tahap evaluasi karena kegiatan evaluasi menyatukan pross pemikiran.
Tahap getting started memasukan semua situasi dan persiapan dalam mempredeksikan
apakah manfaat project kemungkinan mencukupi subtansi dalam membenarkan
project. Ini juga menarik dua tahap desain, pertama, high- level design sesuai
dengan project IBM. Tahap ini konsisten menyiapkan pembelajaran objective,
spesifikasi tes, tersedianya materi, dan tersedianya pilihan sistem atau
gabungan dari sistem.
C.
THE
OUTCOMES OF INSTRUCTION
Perintah adalah tujuan kegiatan,
itu adalah suatu jalan berakhir.Ujung sering digambarkan sebagai tujuan atau
tujuan instruksi.Istilah tersebut memiliki arti yang berbeda dalam konteks yang
berbeda, namun gol umumnya mengerti untuk menjadi luas surat hasil yang
diinginkan, dan tujuan yang lebih spesifik.Yang instruksi hasil diperkenalkan
dan didefinisikan disini dalam hal hidup kategori besar berjalan di seluruh
buku ini seperti kerangka di mana desain instruksi dibangun.
1.
Tujuan
sasaran dan instruksi
Alasan mendasar untuk merancang perintah
adalah membuat mungkin pencapaian satu set pendidikan atau pelatihan gol
.Masyarakat di mana kita tinggal mempunyai fungsi tertentu untuk melakukan
dalam melayani kebutuhan orang orang .Sesuai , salah satu fungsi masyarakat
adalah untuk memastikan seperti itu belajar terjadi .Setiap masyarakat , dalam
satu atau lain cara , membuat rezeki bagi pendidikan dan pelatihan manusia
supaya berbagai fungsi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dapat dilakukan
.Pendidikan dan pelatihan tujuan adalah orang orang manusia actinties yang
berkontribusi terhadap fungsi masyarakat , termasuk fungsi dari seorang
individu dalam masyarakat , dan yang dapat diperoleh melalui proses belajar
2.
Sekolah
umum
Tujuan pengaturan sekolah umum adalah
bisnis yang serius , dan masyarakat keputusan tidaknya rumah sekolahnya
terhadap kinerja siswa di sekolah lain dan budaya lain .Dalam amerika serikat ,
misalnya , tujuan pengaturan terjadi di berbagai tingkat .Di 1988 , kongres
menciptakan sebuah 26-member nasional penilaian dewan ( nagb ) untuk mengatur
kebijakan nasional penilaian kemajuan pendidikan ( naep ) , biasanya disebut
“kartu laporan bangsa-bangsa”. NAGB menetapkan tujuan dan klasik untuk berbagai
subjek wilayah sekitar NAEP tes yang berkembang
NAEP kemudian melakukan penilaian
sekolah sampel biasa untuk mencari tahu apa yang mahasiswa tahu dan dapat
melakukan .Dari informasi ini , para pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan
mengembangkan programprogram , seperti federal program yang disebut “Tidak ada
anak yang ditinggalkan (2001). Sering Komite pelaporan statistik tersebut
secara langsung mempengaruhi kurikulum sekolah umum, karena dana mengikuti
kepatuhan
3.
Perindustrian
dan pemerintah federal
Secara historis , baik negeri maupun
swasta lembaga mengakui bahwa orang yang mereka yang paling berharga sumber
daya .Organisasi adalah mengakui bahwa komitmen untuk dan investasi dalam
menyediakan stafnya terus menerus kesempatan belajar adalah sebuah bisnis
strategi yang memang masuk akal {dinas
pengelolaan sumber daya manusia ohrm laporan , 2003 ) . Karir di perusahaan
amerika, tujuan adalah yang umumnya didirikan untuk pelatihan entry-level karyawan,
untuk menyediakan melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tingkat
semua karyawan, dan untuk pelatihan di tingkat lebih maju. Di tingkat lebih
maju, pelatihan mungkin terjadi ketika new atau muncul proses, teknologi, atau
fungsi yang diadopsi oleh organisasi.Yang mendasari tujuan kebanyakan industri
program pelatihan adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan dan untuk
mendorong dan mendukung mereka untuk mencapai seluruh potensi yang dimilikinya
sehingga mereka dapat membuat dihargai kontribusi untuk organisasi. Untuk
membantu federal bidang yang penting untuk mengatasi tantangan human-capital ,
yaitu perencanaan strategis dan investasi dalam pengembangan dan pelatihan para
tenaga kerja , kantor anggaran dan manajemen ( omb ) membuat surat edaran se no
.A-ll , yang mengurus seluruh lembaga pelatihan untuk membangun tujuan dan
setiap langkah , di awal tahun anggaran 2002 ( ohrm laporan , 2003b ) .Dukungan
untuk konfigurasi ini , amerika serikat .Kantor manajemen personel ( 0pm )
dikembangkan panduan strategis untuk perencanaan dan pelatihan hasil pengukuran
.Ini adalah petunjuk yang dirancang untuk membantu badan pengembangan
sumberdaya manusia ( hrd ) profesional dan pelatihan rencana mengintegrasikan
gol ke dalam rencana strategis kinerja yang selaras dengan kebutuhan misi dalam
rangka untuk mencapai tujuan lembaga .
4.
Millitary
Tujuan keseluruhan latihan militer
adalah untuk mempersiapkan per-forming prajurit dan perempuan untuk situasi
dalam konflik .Militer sejauh ini salah satu yang paling menuntut profesi di
dunia , dan ketat pelatihan tiap jasa anggota menerima dimaksudkan untuk
menghasilkan sangat termotivasi individu yang mengatur tinggi gol bagi jiwa
mereka .Sebagai angkatan darat ia menaruhnya , tentara harus berusaha untuk
“lakukan semua yang kau bisa” . Pelatihan militer instills sebuah pola pikir
yang memerlukan pelayanan anggota untuk bekerja ke arah tujuan sampai tercapai
, tidak peduli betapa sulitnya tantangan .Lingkungan yang kompetitif tuntutan
pemenang ( militer pekerjaan dokter hewan , 1999 ) . Pantulan kebutuhan sosial
di bidang pendidikan dan pelatihan yang biasanya tujuan dinyatakan dalam
pernyataan yang menjelaskan bagian dari aktivitas manusia .Lebih baik lagi ,
sebuah tujuan tak dinyatakan dalam satu kata , seperti “membaca” . dan frase , sebagai contoh , “dengan membaca
cukup untuk kefasihan berfokus pada makna dari apa yang telah mereka baca”
atau “positifnya membaca memiliki
kebiasaan dan sikap”(penilaian nasional dewan , 1993 ) .Tujuan yang diinginkan
dan pencapaian pendidikan dan pelatihan systerms .Pertanyaan untuk dijawab ini
, keahlian apa , pengetahuan , dan sikap / atau siswa harus lakukan pada tahap
tertentu pada pendidikan dan pelatihan atau pengembangan ?
Supaya berguna untuk guru dan pelatih,
pendidikan dan pelatihan gol ini harus dianalisis berkenaan dengan kemampuan
yang akan membuat kemungkinan jenis kegiatan diekspresikan oleh gol.Kemampuan
mereka itulah orang-orang yang mewakili terdekat tujuan instructitm, misalnya,
sebuah terdekat gol membaca dengan kefasihan adalah bahwa pelajar akan mampu
“parafrase gagasan utama dari sebuah paragraph” Untuk melaksanakan kegiatan
yang diperlukan untuk mempertahankan membaca , siswa harus memiliki , beberapa
jenis ( kemampuan ilmu pengetahuan , keterampilan , dan sikap ) .Sebagai contoh
, sebelum mereka dapat menjelaskan ide utama , mereka tidak dapat menemukan dia
dan penulis menyimpulkan maksud .Dalam banyak kasus mereka belajar keterampilan
yang sengaja dirancang melalui kegiatan secara instruksional .Kemampuan seperti
pemahaman dalam membaca , sebagai contoh , tentu saja beberapa berfungsi untuk
mendukung tujuan lain berbagai belajar.
5.
Tujuan
pelatihan sebagai hasil
Apa perbedaan antara pendidikan dan
pelatihan ? Atau sering juga adalah tujuan spesifisitas hasil yang diinginkan
.Padahal potensi capabil pendidikan dan disposisi ities berkembang , pelatihan
tergantung pada dapat diterima efektif kinerja tugas diajarkan .Namun ,
pelatihan organisasi yang fokus terutama pada keterampilan lebih luas
pembangunan juga memiliki dalam dan konteks organisasi gol .Tujuan dari
pelatihan di militer mungkin bagi mengurangi resiko terjadinya cedera medan
perang , atau untuk menghasilkan efektif dan cilicicnt infanteri dari
tujuan-tujuan tersebut juga harus dipecah menjadi kemampuan dan sikap individu
, seperti prajurit itu akan dapat untuk merakit senjata oleh merasa , dalam
gelap , di lima menit atau kurang .Sikap yang berkaitan tentara memilih untuk
mengamati adalah aturan keselamatan ketika menangani senjata.
6.
Tempatnya
dan tujuannya
Tercantum dalam bab sebelumnya, cakupan
desain proyek dapat bervariasi dari besar sistem pelajaran individu.Namun,
adalah umum untuk desain pelajaran bagi satu comm bukan untuk unit lebih besar
dari total kurikulum.Tidak ada necesary panjang tetap kursus atau tidak tetap
spesifikasi apa yang harus ditutupi.Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan
durasi atau tingkat konten.Sering, jangka waktu tersedia dalam sebuah semester
atau tahun dasar penentu: di militer, kursus mungkin salah satu minggu, delapan
jam per hari. Dalam kasus apapun, kursus biasanya didefinisikan agak
sewenang-wenang dengan judul dipahami dalam lingkungan lokal dari lembaga
tertentu, misalnya, "Sejarah Amerika," "Awal Prancis,"
"Mahasiswa bahasa Inggris," "Reconnaissance," "Air Traffic
Control , "" database Design, "dan seterusnya. ambiguitas The
dalam arti program dengan judul seperti ini terbukti. satu mengasumsikan
bahwa" American History "di kelas 6 adalah tidak sama dengan"
Sejarah Amerika "di kelas 12, namun judul saja memberi petunjuk. Apakah
"Mahasiswa bahasa Inggris" berkaitan dengan komposisi, sastra, atau
keduanya? Apakah "database Design" membuat tabel data, bentuk, dan
laporan, atau memecahkan informasi dunia nyata (masalah manajemen? ini tidak
berarti pertanyaan menganggur, karena mereka mewakili sumber ambiguitas bagi
siswa, terutama ketika mereka merencanakan program studi.
Ambiguitas dalam arti kursus dengan
judul atau topik sebutan mudah dapat dihindari ketika program yang dijelaskan
dalam hal tujuan saja (Mager, 1975; Popham dan Baker, 1970). Contoh tujuan di
banyak bidang studi dijelaskan oleh Bloom, Hastings, dan Madaus (1971). Jadi,
jika tujuan kursus untuk "Mahasiswa bahasa Inggris" adalah bagi siswa
untuk dapat "menulis esai tentang topik tunggal ditugaskan, di diterima
cetak Inggris, dalam satu jam," itu sangat jelas untuk semua orang apa
sebagian dari tentu saja adalah semua tentang. Ini tidak akan membantu siswa,
dalam mode langsung, untuk "mengidentifikasi citra di puisi modern"
atau "menganalisis konflik dalam karya fiksi." Namun, itu akan, jika
berhasil, mengajar mereka kerajinan dasar menulis esai. Demikian pula , jika
tujuan dari "database Design" adalah bahwa siswa dapat "membuat
solusi database untuk masalah kinerja diidentifikasi," kebutuhan belajar cukup
jelas. ini tidak akan bingung dengan tujuan yang menyatakan bahwa siswa adalah
untuk "menjelaskan bagaimana database bekerja."
Kebanyakan kursus memiliki beberapa
tingkat kursus tujuan tinggi. Misalnya . Kursus dalam social studies hendak
para murid untuk dapat: ( 1 ) menggambarkan konteks tertentu ) ( peristiwa
sejarah ( informasi / konsep; ( 2 ) mengevaluasi sumber tertulis sejarah (
analisis dan pemecahan masalah ); dan ( 3 ) memperlihatkan sesuatu yang positif
keinginan untuk studi sejarah ( sikap ) .Kursus dalam ilmu pengetahuan mungkin
berharap siswa untuk mengembangkan kemampuan “untuk merumuskan dan menguji
hipotesis ( pemecahan masalah )“ untuk “ terlibat dalam ilmiah pemecahan
masalah ( aturan pengguna ) , dan untuk nilai kegiatan para ilmuwan ( sikap ) .
'Masing-masing tujuan dalam kursus satu dapat dianggap sama berharga .Titik
utama adalah bahwa mereka masing-masing mewakili belajar yang berbeda
persyaratan atau hasil yang diharapkan valid .Instmction harus peka bagaimana
tujuan saling berhubungan dan yang jenis kegiatan instruksional kemungkinan
besar untuk memfasilitasi prestasi .
Berbagai jenis hasil belajar bahwa ada
berbagai jenis leamed telah lmown kemampuan selama bertahun-tahun.Militer
pembicaraan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap; mekar dan orang lain
diakui tiga domain ( motor, kognitif, dan afektif ).Gagn percaya bahwa
perencanaan instruksional dapat dengan cepat disederhanakan dengan
pengelompokan belajar tujuan menjadi salah satu dari lima kategori utama (GAGN,
1985 ).Setiap kategori mewakili sebuah kelas berbeda dari kinerja manusia, dan
sebagaimana yang akan melihat kemudian, setiap kategori juga membutuhkan sebuah
kondisi instruksional yang berbeda untuk efektivitas set belajar.Beberapa lima
hal ini telah subcategories kategori yang bermanfaat bagi perencanaan
instruksional, sebagai penerus bab akan memperlihatkan.Tapi untuk saat ini, di
taldng umum lihat instmctional yang cukup perencanaan, yang komprehensif lima
kategori memberikan baru.
7.
Five
Categories of Learning Outcomes
a. Intellectual Skills
Keterampilan
intelektual lebih digambarkan sebagai hal yang bisa kita lakukan dengan simbol
simbol, seperti memasang sesuatu ke dalam kategori, menerapkan aturan, prinsip
prinsip dan problem solving. Keterampilan memungkinkan individu untuk
berinteraksi dengan sekelilingnya dalam hal simbol atau konseptualisasi.
Belajar dimulai dengan dasar dari membaca , menulis , dan aritmatika , tingkat
dan berkembang ke apa yang adalah kompatibel dengan minat dan kemampuan
intelektual seorang individu .
Keterampilan
intelektual membuat yang paling dasar dan meresap struktur pendidikan formal.
Berkisar dari seperti keterampilan dasar sebagai bahasa ( e.g., menyusun
kalimat ) untuk maju kemampuan teknis teknik ( e.g., menemukan tegangan di jembatan
) dan ekonomi ( e.g., memprediksi efek uang devaluation)
Five kinds of learned capabilites
Kemampuan
|
Contoh
Kinerja
|
Intellectual
skills
|
Mengidentifikasi
diagonal dari persegi panjang.
Mendemonstrasikan
penggunaan kasus obyektif dari kata ganti berikut preposisi
|
Cognitive strategy
|
Menggunakan link
gambar untuk belajar setara asing untuk kata dalam bahasa Inggris
Menata ulang masalah
menyatakan secara lisan dengan bekerja mundur
|
Verbal information
|
Menyatakan ketentuan
amandemen keempat untuk luar U.S
Daftar konstitusi
peristiwa instruksi
|
Attitude
|
Memilih untuk membaca
fiksi ilmiah
Memilih berjalan
sebagai bentuk latihan biasa
|
Motor skill
|
Lompat tali
Mencetak Huruf E
|
i.
Cognitive strategies
Kognitif strategi khusus dan sangat
penting jenis keterampilan.Mereka adalah kemampuan yang mengatur individu,
belajar sendiri, mengingat, dan berpikir perilaku.Misalnya, mereka memiliki
perilaku ketika membaca dengan maksud untuk belajar dan internal metode yang
digunakan untuk mendapatkan jantung dari masalah. Frase kognitif biasanya
dikaitkan dengan bruner ( bruner, goodnow, 61: austin, 1956 ).Rothkopf ( 1971 )
telah menunjuk strategi ini kognitif mathemagenic perilaku, dan ( skinner 1968
) pengelola perilaku. yang berharap seperti itu akan meningkatkan keterampilan
atas yang cukup panjang periode waktu seperti individu terlibat dalam semakin
studi, belajar, dan berpikir. Contoh yang bagus kognitif strategi, terlihat
dalam tabel 3}, adalah penggunaan gambar sebagai link untuk menghubungkan kata
kata dalam belajar bahasa asing kosakata ( atkinson.1975 ).Jeroen van
merrienhoer et al.( 2003 ) mendefinisikan kognitif strategi digunakan pada
kompleks belajar tugas sebagai strategi pemecahan masalah.
ii. Verbal
information
informasi verbal adalah jenis
pengetahuan yang kita dapat menyatakan. Hal ini mengetahui bahwa, atau
pengetahuan deklaratif. Semua dari kita telah belajar banyak dari informasi
verbal atau pengetahuan verbal. memiliki ketersediaan dalam ingatan kita banyak
item umum yang digunakan informasi, seperti nama-nama bulan, hari dalam
seminggu, huruf, angka, kota, kota, negara, negara, dan seterusnya.
iii. Motor
skills
Jenis lain dari kemampuan kita
harapkan manusia untuk belajar adalah keterampilan motorik (Fitts & Posner,
1967; Singer, 1980). individu belajar untuk skate. naik sepeda, untuk
mengarahkan mobil, untuk menggunakan pembuka kaleng, untuk lompat tali. Ada
juga keterampilan motorik yang harus dipelajari sebagai bagian dari histruction
sekolah formal, seperti surat printing (Tabel 3.1), menggambar garis lurus,
atau menyelaraskan pointer pada wajah panggil. Terlepas dari kenyataan bahwa
instruksi sekolah begitu sebagian besar berkaitan dengan hmctions intelektual,
kita tidak mengharapkan dewasa terdidik kurang dalam keterampilan motorik
tertentu (seperti menulis) yang dapat digunakan setiap hari.
iv. Attitudes
Beralih sekarang untuk apa yang
sering disebut domain afektif (Krathwohl, Bloom, 6: Masia, 1964), kami
mengidentifikasi kelas kemampuan belajar yang disebut sikap. Semua dari kita
memiliki sikap dari berbagai macam terhadap berbagai hal, orang, dan situasi.
Pengaruh sikap adalah untuk memperkuat reaksi positif atau negatif individu
terhadap beberapa orang, hal, atau situasi. Kekuatan sikap masyarakat terhadap
beberapa item yang dapat diindikasikan dengan frekuensi yang mereka pilih atau
menghindari bahwa item dalam berbagai keadaan demikian seorang individu dengan
sikap yang kuat ke arah membantu orang lain akan menawarkan bantuan dalam
banyak situasi, di mana sebagai orang dengan sikap lemah semacam ini akan cenderung
membatasi tawaran bantuan dalam situasi yang lebih sedikit. Sekolah sering
diharapkan untuk membangun sikap disetujui secara sosial seperti menghormati
orang lain, kegotong-royongan, tanggung jawab pribadi, serta sikap positif
terhadap pengetahuan dan pembelajaran dan sikap keberhasilan diri.
Attitude
Training in the military. Sikap dan instruksi
nilai inti adalah puncak pelatihan militer. Nilai-nilai kesetiaan, tugas,
hormat, layanan sebelum diri, kehormatan, integritas, dan keberanian pribadi
telah menjadi ciri khas dari tentara Amerika selama lebih dari 223 tahun (US.
Army Postur Pernyataan, 2000). Dan perempuan harus belajar untuk memenuhi
tuntutan dan misi profesi militer bahkan ketika itu berbahaya. Mereka harus
belajar untuk membuat keputusan yang dalam kepentingan terbaik dari layanan
bersenjata dan bangsa, tanpa memperhatikan konsekuensi pribadi, mereka harus
belajar untuk mematuhi perintah; merawat keselamatan, profesional, personal,
dan spiritual kesejahteraan rakyat; dan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap
semua orang tanpa memandang ras, agama, atau jenis kelamin (US. Navy Nilai
Inti, 2003).
Human
capabilities as course goals. Sebuah kursus tunggal
instruksi biasanya memiliki tujuan yang menyala ke dalam beberapa kategori
kemampuan manusia. Kategori utama, yang memotong "isi" dari kursus,
adalah hidup kita telah dijelaskan. Dari sudut pandang yang diharapkan keluar
'datang dari instruksi, alasan utama untuk membedakan lima kategori ini adalah
bahwa mereka memungkinkan berbagai jenis kinerja manusia.
Misalnya, kursus dalam ilmu dasar
dapat meramalkan tujuan sebagai umum hasil belajar seperti (1) memecahkan
masalah kecepatan, waktu, dan percepatan; '2) merancang' eksperimen untuk
memberikan tes ilmiah dari hipotesis menyatakan; atau (3) menilai kegiatan ilmu
pengetahuan. Nomor satu jelas nama keterampilan intelektual dan, karena itu,
menyiratkan beberapa pertunjukan yang melibatkan operasi intelektual siswa
dapat menunjukkan. Nomor dua berkaitan dengan penggunaan pemecahan masalah,
karena menyiratkan bahwa siswa akan perlu untuk menghasilkan kinerja yang
kompleks ini dalam situasi baru di mana sedikit panduan disediakan dalam
pemilihan dan penggunaan aturan dan konsep yang dipelajari sebelumnya. Nomor
tiga hubungannya dengan sikap, atau mungkin dengan seperangkat sikap, yang akan
dipamerkan dalam perilaku sebagai pilihan tindakan diarahkan kegiatan ilmiah.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain instruksional didasarkan
pada prinsip-prinsip belajar manusia, khususnya, kondisi di mana pembelajaran
terjadi. Prinsip berasal dari penelitian pendidikan menunjukkan beberapa
kondisi eksternal untuk pelajar yang dapat dimasukkan ke dalam instruksi.
Sebuah model pengolahan informasi yang mengidentifikasi sejumlah proses
internal mendasari teori-teori kontemporer pembelajaran. Proses ini membawa
beberapa tahap yang berurutan dalam transformasi informasi dalam perjalanan ke
penyimpanan dalam memori jangka panjang. Tujuan dari instruksi adalah untuk
mengatur peristiwa eksternal yang mendukung proses pembelajaran internal yang
ini. Selain itu, seorang desainer harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang
terkait dengan aspek-aspek sosial-budaya belajar dan bagaimana mereka
mempengaruhi pemilihan hasil pendidikan, dan rancangan kegiatan pembelajaran.
Model ISD yaitu
salah satu konsep pendekatan yang sistematis dalam instruksi desain. Tidak ada
model yang terbaik, model yang benar, atau model yang salah di setiap teori.
Proses ISD dapat mewakili beberapa cara-cara ketika satu model menghasilkan
cara dan konteks tertentu yang efektif. Tetapi, semua model model harus
mengandung unsur-unsur tertentu, terlepas dari lebel atau menganalisa, jika
mereka mencapai tujuan prosess ISD. Itulah sebabnya model ADDIE menjadi prototipikal mewakili dari proses.
Ilustrasi itu komponen penting untuk model-model mendapatkan level tertinggi
dari teori yang berdasarkan pedoman untuk beberapa fase. Ini termasuk prinsip
instruksi psikology, yang mana menggunakan instruksi fase strategi desain, atau
level lebih besar dari prosedur pedoman untuk situasi spesifik yang mana
masyarakat memiliki respon yang berbeda dalam tugas spesifik.
Salah satu tujuan dari taksonomi
tersebut (set kategori kinerja) adalah untuk mengevaluasi tujuan sendiri secara
utuh. Taksonomi disajikan dalam bab ini berisi kategori kemampuan belajar yaitu
keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi lisan, motor
keterampilan, cara berfikif.
B. Saran
Model-model
yang telah dipaparkan dalam makalah dapat di gunakan dalam pendidikan
Indonesia. Karena model-model tersebut memilikki rencana yang terstrukuk dengan
baik tidak hanya proses bagaimana mentranfer ilmu tetapi juga perencanaan yang
dilakukan sekolah untuk memberikan pengetahuan kognitif tetapi juga kemampuan
yang dimiliki siswa. Untuk menerapkannya tentu dukungan dari beberapa pihak
seperti pemerintah, guru, dan masyarkat dan harus disesuaikan dengan kondisi
sosial, budaya, dan ekonomi di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Gagne,
Robert M, dkk. 2005. Principle Of Instructional Design. Thomas Waldswort: USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar