Selasa, 08 November 2016

Rancangan model pembelajaran kelas 1 semester 1 sekolah dasar yang menggunakan The ADDIE Model Dr. Dirgantara Wicaksono, M. Pd

Rancangan model pembelajaran kelas 1 semester 1 sekolah dasar yang menggunakan The ADDIE Model

The ADDIE Model memiliki lima komponen yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.


Dibawah ini akan dijelaskan penerapan The ADDIE Model pada kelas 1 semester 1 sekolah dasar, dengan mengacu pada:
SK       : Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
KD      : 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa
              1.2 Melaksankan Sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
              1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
1.      Analysis
·      Pada tahap analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa
Pada tahap anlisis perlu adanya masalah untuk dikaji dan dipelajari oleh guru, pada tahap awal ini guru juga harus menganalisa apakah tujuan dari pembelajran tersebut. Kemudian mengidentifikasi kondisi lingkungan apakah cocok dengan siswa atau tidak. Lingkungan sangat berpengaruh karena siswa akan beradaptasi dengan lingkungannya. Seorang guru juga pasti sudah tahu apa saja kekurangan dan kelebihan peserta didik, disinilah analisa guru dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa.
·      Analisis kurikulum
Dalam proses awal ini menganalisa kurikulum adalah sangat penting, karena kurikulum merupakan pedoman atau patokan guru dalam mengajar. Kurikulum yang digunakanpun harus sesuai dengan perkembangan zaman, jangan sampai guru menggunakan kurikulum yang tidak sesuai dengan era globalisasi saat ini.
·      Analisis karakteristik peserta didik
Peserta didik adalah aset bangsa yang sangat berharga, karna mereka akan menentukan nasib bangsa ini dikemudian hari. Disinilah peran guru dalam membimbing dan mengajarkan siswa, tentu saja guru sudah mengenal dan mengetahui karakteristik siswa. Jangan sampai guru membuat sebuah model atau metode pembelajaran, namun tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.
·      Analisi materi, dan merumuskan tujuan
Materi diibratakan skenario dalam sebuah film, pemilihan materi sangat menentukan hasil belajar peserta didik dan minat belajar si anak dalam belajar. Memilih dan mengemas materi pelajaran menjadi semenarik mungkin itulah yang harus guru lakukan untuk proses belajar mengajar di dalam kelas. Kemudian tujuan pembelajaran dibuat untuk melihat apakah tujuan belajar saat ini, jangan sampai materi sudah bagus namun tujuan pembelajaran tidak sesuai. Nah, guru perlu menganalisa dan mengkasi materi dan tujuan pembelajaran sebelum guru ajarkan kepada siswa.

2.      Design
Tahap desain terkait dengan:
·      penentuan sasaran
sasaran yang dimaksud dalam tahap kedua ini adalah sasaran peserta didik, maksudnya adalah setiap proses pembelajaran pasti harus ada sasaran yang dituju untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tertentu.
·      instrumen penilaian
tahap desian pada aspek penilaian yaitu mengemas evaluasi menjadi tepat sasaran, untuk karna itu evaluasi perlu dilakukan dan dikerjakan oleh guru untuk meriview suatu hasil belajar dan untuk melihat kemampuan peserta didik sejauh mana ia mencapainya.
·      latihan, konten
latihan bermaksud untuk meriview suatu hasil belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar
·      dan analisis yang terkait materi pembelajaran
mendesain materi pelajaran termasuk dalam pekerjaan yang dialukan guru untuk menegmas suatu proses belajar mengajar dengan materi yang sesuai dengan standart ketentuan yang berlaku
·      rencana pembelajaran dan pemilihan media
mendesain media dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat perlu karena media sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan suatu informasi tertentu. Media pada dasarnya dibagi menajdi tiga, yaitu audio, visual, dan auidovisual. Disini pemilihan media perlu guru yang kreatif dan inovatif untuk memilih media dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas.

3.      Development
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan model baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.
Pada tahap pengembangan guru mengambanagkan materi, indikator dan lainnya. Materi untuk kelas 1 semester 1 dari SK dan KD yang tertera diatas adalah “Mendengarkan”. Dari materi tersebut perlu pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terstruktur dan sistematis. Media yang digunakan dalam materi tersebut adalah audiovisual. Karena siswa bukan hanya mendengarkan, namun siswa juga dapat melihat isi dan makna dari materi yang guru sampaikan.

4.      Implementation
Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan dan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan model kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik. Dalam proses implementasi guru terjun langsung dalam proses belajar menagajar di dalam kelas. Disini apa yang telah disusun dari awal barulah di implementasi dilakukan. Starategi dalam implementasi yang guru lakukan dalam materi ini adalah Teacher Center, karna siswa kelas 1 masih beradaptasi dan pikiran mereka masih holistik.

5.      Evaluation
·      Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut.
·      Evaluasi berguna untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
·      Evaluasi yang digunakan pada materi kelas 1 semester 1 pada SK dan KD yang telah dirtera diatas adalah evalausi portofolio, karna Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidangtertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Hal ini sangat bagus karna ora g tua bisa melihat karya anak-anak mereka dalam hasil laporan raport yang dibagikan guru dalam kurung waktu tengah semester atau kenaikan kelas.

Rabu, 28 September 2016

this is papers from chapter 1 to 3. Dr. Dirgantara Wicaksono, M. Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Mempelajari Buku Principles Of Instructional Design ini memberikan penjelasan kepada kita bagaimana prinsip mengembangkan dan mendesain sebuah pembelajaran yang efektif. Dengan mendefinisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa dalam suatu kegiatan yang bertujuan memfasilitasi pembelajaran, seorang guru yang memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain instruksional, memiliki visi yang lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu siswa belajar. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru melibatkan para siswa  dalam peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang memfasilitasi pembelajaran. Setiap individu memiliki keyakinan pribadi tentang bagaimana belajar. Dan bagi setiap individu belajar berasal dari pengalaman pribadi, refleksi diri, pengamatan orang lain, dan melalui pengalaman mencoba untuk mengajar atau mengajak orang lain untuk dapat berpikir seperti cara kita. Belajar, seperti yang didefinisikan oleh Robert Gagne (1985), adalah sebuah proses yang mengarah ke perubahan dalam diri pelajar dan kemampuan yang dapat tercermin dalam perilaku.
Sebagai manusia kita memandang dan memproses informasi disetiap menit. Beberapa informasi ini kemudian disaring dan beberapa dijadikan masukkan untuk diketahui dan ingat. Perubahan dalam kemampuan adalah hasil dari apa yang kita sebut dengan situasi belajar. Situasi belajar memiliki dua bagian yakni situasi belajar eksternal dan situasi belajar internal.



 Bagian internal dari situasi belajar, nampaknya berasal dari memori yang disimpan dan keinginan dari pemelajar.  Sedangkan Situasi belajar eksternal berkaitan kondisi lingkungan dimana pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan prinsip-prinsip dari desain instruksional, diharapkan guru dapat memilih atau merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk membantu siswa belajar.

B.     Rumusan masalah
1.      What is Example Of Learning Principles?
2.      How The Conditions and Process Of Learning?
3.      The Derivation of an instruction system
4.      What is The ADDIE Model?
5.      Bagaimana dan apa saja kategori dari hasil belajar
6.      Apa tujuan dari pendidikan dan pelatihan?

C.     Tujuan
1.         To inform the example of learning
2.         To inform the conditions of learning
3.         To inform the derivation of an instruction
4.         To understanding the ADDIE Model
5.         Dapat mengetahui kategori hasil belajar

6.         Dapat memahami tujuan dari pendidikan dan pelatihan 



BAB II
PEMBAHASAN

A.    INTRODUCTION TO INSTRUCTIONAL SYSTEM
There are several principles derived from theoretical learning and learning relevant with the design instructional.These principles is as follows :
a.       Contiguity, Prinsip Kedekatan yang menyatakan bahwa situasi stimulus harus akan   disajikan bersamaan dengan respon yang diinginkan.
b.      Repetition, Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan respon perlu diulang, atau dipraktekkan, untuk belajar ditingkatkan dan retensi menjadi lebih terjamin.
c.       Reinforcement, secara histories Prinsip penguatan ini secara telah dinyatakan sebagai berikut: Belajar dari tindakan baru yang diperkuat ketika terjadinya tindakan diikuti oleh sesuatu yang memuaskan (Thorndike, 1913).
d.      Social-Cultural Principles of Learning  Prinsip Belajar berdasarkan sosial-budaya. Sebagian besar psikolog pendidikan sejak awal mempelajari bagaimana individu belajar dari instuksi/petunjuk tanpa mempertimbangan lingkungan sosial-budaya pemelajar. seperti faktor tingkatan pada pembelajaran, penggunaan ilustrasi, dan cara presentasi, antara lain, menentukan perbedaan yang diisolasikan dalam upaya untuk memberikan kontribusi terhadap perbedaan dalam situasi belajar. Namun, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa konteks sosial-budaya dari belajar merupakan factor yang mungkin sama pentingnya lebih dari komponen lainnya.

1.      The Conditions Of Learning
So, it appears that instructional must take into account a whole set of factors both eksternal and internal to the learner that collectively may be called the condition of learning (Gagne, 1985). Eksternal factor, like the learning environment, the resources in that enviroment, and the management of learning activities interact with internal conditions, such as states of mind that the learner brings to the learning task, previosly learned capabilities, and personal goals of the individual learner. These internal capabilities appear to be a highly important set of factors that affect learning.

2.      The Process Of Learning
Dalam menjelaskan kondisi pembelajaran, baik eksternal dan internal, harus dimulai dengan suatu kerangka atau model, dari proses yang memperlihatkan adanya tindakan pembelajaran. Suatu model diterima secara luas oleh para peneliti modern yang menggabungkan ide-ide utama teori pembelajaran secara kontemporer yang dikembangkan awalnya oleh Atkinson dan Shiffrin (1968), Memahami pembelajaran sebagai pengolahan informasi yang terdiri dari beberapa tahap antara persepsi dan memori.
Informasi dari salah satu memori kerja atau memori jangka panjang, ketika diambil, lolos ke generator respon dan ditransformasikan menjadi tindakan. Aktivitas pesan kemudian berefek pada (otot), menghasilkan kinerja yang dapat diamati terjadi di lingkungan pemelajar.Tindakan ini yang memungkinkan pengamatan eksternal untuk memberitahu bahwa stimulasi awal telah memiliki efek yang diharapkan. Informasi kemudian telah “diproses” dalam semua cara, dan pemelajar telah, benar-benar belajar.

3.      The Derivation of an instruction system
A teacher or trainer using instructional design principles to design a lesson may need only a simple model for lesson planning. If the desired objective have already been specified, and curriculum materials developed, the teacher might have only to (1) manage the students’ use of the materials, (2) guide their activities, and (3) asses learning and provide corretive feedback. However, a large curriculum project, like developing a 40-hour course to teach air-traffic control procedure will require a more thorough model. The retional steps of a thorough model, which we will describe more completely in the next chapter, may be outlined briefly as follow:
1.    Determine the purposes for the instruction.
2.    Goals of instruction may be translated into a framework for a curriculum and for the individual courses contained in it.
3.    The course objectives are then analyzed and major units of instruction are identified.
4.    The determination of types of capabilities to belearned, and the inference of necessary learning condition for them, makes it possible to plan the sequencesof lessons.
5.    Lessons are further broken down into events and/or learning activities.
6.    The additional element required for completion of instructional design is a set of procedures for assessment of what student have learned.
7.    The design of lesson and courses, with their accompanying teachiques of assessing learning outcames, makes possiblethe planning of entire systems.
8.    Finally, attenion must be paid to evaluation of the instructional affort.

B.     DESIGN INSTRUCTIONAL SYSTEM

            Instructional system design (ISD) adalah proses untuk menciptakan sistem instruksi. Ini adalah terstruktur dan ilmiah dalam dokumen, replicable dalam aplikasi umum, dan mengarahkan pada hasil yang dapat di prediksi. Tetapi, hal ini juga membutuhkan kreatifitas dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan. ISD termasuk beberapa tahapan, menganalisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi, dan berkarakter dengan menyeluruh konsep desain.

1.      The Basic Process: The ADDIE Model
      Kebanyakan sistematis desain model memiliki komponen yang hamper sama, tetapi dapat sangat bervariasi dalam spesifik tahap-tahap dan representasi grafik. Model dasar proses ISD mengandung lima tahapan, atau component (figure 2-1). Model tersebut memiliki awalan tertulis dari setiap lima componen figure 2-1 yaitu ADDIE (“add-ee”). Setiap lima tahapan memiliki alngkah awal menerima lebih atau kurang tekanan diluar dari model ISD. Lima komponen dalam model ADDIE yaitu:
i.        Analysis
a.       Menentukan pertamakalinya yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan solusi.
Memahami jawaban—jawaban dari pertanyaan seperti: apa tujuan siswa sekolah? Apakah ini pendidikan umum atau melatih keterampilan professional? Apa yang dibutuhkan dalam sekolah? Apa yang dibutuhkan siswa dalam pengebangan diri?
b.      Melakukan analisis untuk menentukan target pengetahuan, afektif, dan keahlian dalam sekolah.
What knowledge, skill, and attitude (KSAs)  should a student leave this course with? are there any standards or expectation for this course (from other sources) thet must be met? An important outcome of instructional analysis is task classificatio.
c.       Menentukan kemampuan siswa yang dimiliki, dan yang akan didapat dalam pembelajaran.
What related skill do you expect the students to come in with? What motivates these students?
d.      Menganalisis waktu yang tersedia dan bagaimana dapat terpenuhi dalam periode waktu. Beberapa pembuat juga direkomendasikan saling terhubung atau kemampuan analisis
Kemampuan apa yang dibutuhkan dalam sekolah ini?  do you course outcomes require special equipment or learning experinces? What can you readonably expect the student to learn ini 16 weeks (or however long the course is)?

                  ii.            Desain
a.       Menerjemahkan akhir sekolah pada hasil yang performa, dan object yang utama.
What will students e epected to do to at the completion of this course that they couldn’t do whwn they came?
b.      Menentukan pengaturan topic atau unit dan bagaimana menggunakan waktu dengan baik
These unit objectives should all lead to accomplishing the broader course objectives. If, for example, on of the course objectives of a leisure studies course is, “ The student will plan a park to meet the needs of local residents”.
c.       Mengurutkan unit-unit mengenai sekolah objective
This my consist of a list of important concepts, principles and rules, or it may involve defining types of problems students will be expected to solve. However, it leads to a list of learning outcomes or objectives that are than related to each other in the from a diagram or instructional curriculum map (ICM). The ICM is the desaigner’s rought sketch of the course, much as a 3-D rendering is an architect’s sketch of a building.
d.      Menyempurnakan unit-unit instruksi, mengindetifikasi object besar untuk mencapai setiap unit.
A learning activity is an element of a lesson plan and consists of a specific event or processes in which a learner enganges in active responding or construction during learning.
e.       Mendefinisikan aktifitas belajar dan pembelajaran pada setiap unit.
Design of the lessons and learnin activities centers on the development of external event that will be most effective in bringing about the desired condition of learning. Consideration must also be given to the caracteristics of the learnes, because these will determine many of the interna conditions involved in the learning.
f.    Mengembangkan spesifikasi untuk penilaian siswa dalam belajar
This component follow logically from the contents of the instructional objectives. These assessment are expected to be valid and reliable measures of what students have learned as a result of instruction on specific objectives. This kind of assessment, or testing, is sometimes called objectives-referenced assement.
                iii.      Development
         Development refers to the preparation of materials to be used in the learning environment.
a.    Membuat keputusan mengenai tipe-tipe aktifitas belajar dan bahan yang digunakan.
b.   Menyiapkan rancangan bahan-bahan atau aktifitas-aktifitas
c.    Mencoba bahan-bahan dan aktivitas-aktivitas dengan target anggota peserta
d.   Meninjau kembali, memperbaiki, dan menghasilkan bahan-bahan dan aktifitas-aktifitas.
e.    Memberikan pelatihan guru atau tambahan bahan-bahan
iv.   Implementation
a.    memasarkan bahan-bahan untuk digunakan guru atau siswa
b.   menyediakan bantuan atau dukungan yang dibutuhkan
         five principles that apply to implementation palnning are in the areas of learning management system, student guidance, change management, delivery environtment condition, dan course maintenance plans.

v.         Evaluation
a.    Mengimplementasikan rencana untuk evaluasi siswa
b.   Mengimplementasikan rencana untuk evaluasi program
c.    Mengimplementasikan rencana untuk pemeliharaan dan revisi kursus

2.  Other Types of Models
a.      Generalized Models
      Model ini cenderung mewakili konsep penggagas tentang bagaimana ISD dapat  dilakukan atau pendekatannya dapat diaplikasikan secara luas dalam konteks variasi, penyampaian sistem, atau seputar ISD. Gustafson and Branch (1997) memberikan beberapa kategori model dalam tiga bagian yaitu classroom models, product, and system. Clasroom model memberikan arahan untuk ISD dalam pengaturan sekolah, yaitu cenderung memiliki kurikulum tetap dan terbatasnya inovasi sumberdaya.  Product model seperti dikatakan Bergman and Moore’s (1990) petunjuk menghasilkan dan mengatur pengaplisasikan video atau multimedia untuk menyampaikan spesifikasi sistem. System models menjangkau dari pendekatan komprehensif ke pengembangan sistem yang lebih luas (Branson, 1977).

b.      Situated Model
      Dibandingkan dengan model ADDIE ini mengartikulasikan pada tahapan analisis, desain, dan development. Dalam implementasinya dibuat uji coba, yang terjadi selama pengembangan, dan pelaksanaan pada tahap formal, yang mengacu pada aktualisasi .model ini tidak menggunakan tahap evaluasi karena kegiatan evaluasi menyatukan pross pemikiran. Tahap getting started memasukan semua situasi dan persiapan dalam mempredeksikan apakah manfaat project kemungkinan mencukupi subtansi dalam membenarkan project. Ini juga menarik dua tahap desain, pertama, high- level design sesuai dengan project IBM. Tahap ini konsisten menyiapkan pembelajaran objective, spesifikasi tes, tersedianya materi, dan tersedianya pilihan sistem atau gabungan dari sistem.


C.    THE OUTCOMES OF INSTRUCTION

Perintah adalah tujuan kegiatan, itu adalah suatu jalan berakhir.Ujung sering digambarkan sebagai tujuan atau tujuan instruksi.Istilah tersebut memiliki arti yang berbeda dalam konteks yang berbeda, namun gol umumnya mengerti untuk menjadi luas surat hasil yang diinginkan, dan tujuan yang lebih spesifik.Yang instruksi hasil diperkenalkan dan didefinisikan disini dalam hal hidup kategori besar berjalan di seluruh buku ini seperti kerangka di mana desain instruksi dibangun.
1.                  Tujuan sasaran dan instruksi
Alasan mendasar untuk merancang perintah adalah membuat mungkin pencapaian satu set pendidikan atau pelatihan gol .Masyarakat di mana kita tinggal mempunyai fungsi tertentu untuk melakukan dalam melayani kebutuhan orang orang .Sesuai , salah satu fungsi masyarakat adalah untuk memastikan seperti itu belajar terjadi .Setiap masyarakat , dalam satu atau lain cara , membuat rezeki bagi pendidikan dan pelatihan manusia supaya berbagai fungsi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dapat dilakukan .Pendidikan dan pelatihan tujuan adalah orang orang manusia actinties yang berkontribusi terhadap fungsi masyarakat , termasuk fungsi dari seorang individu dalam masyarakat , dan yang dapat diperoleh melalui proses belajar

2.                  Sekolah umum
Tujuan pengaturan sekolah umum adalah bisnis yang serius , dan masyarakat keputusan tidaknya rumah sekolahnya terhadap kinerja siswa di sekolah lain dan budaya lain .Dalam amerika serikat , misalnya , tujuan pengaturan terjadi di berbagai tingkat .Di 1988 , kongres menciptakan sebuah 26-member nasional penilaian dewan ( nagb ) untuk mengatur kebijakan nasional penilaian kemajuan pendidikan ( naep ) , biasanya disebut “kartu laporan bangsa-bangsa”. NAGB menetapkan tujuan dan klasik untuk berbagai subjek wilayah sekitar NAEP tes yang berkembang  
NAEP kemudian melakukan penilaian sekolah sampel biasa untuk mencari tahu apa yang mahasiswa tahu dan dapat melakukan .Dari informasi ini , para pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan mengembangkan programprogram , seperti federal program yang disebut “Tidak ada anak yang ditinggalkan (2001). Sering Komite pelaporan statistik tersebut secara langsung mempengaruhi kurikulum sekolah umum, karena dana mengikuti kepatuhan

3.                  Perindustrian dan pemerintah federal
Secara historis , baik negeri maupun swasta lembaga mengakui bahwa orang yang mereka yang paling berharga sumber daya .Organisasi adalah mengakui bahwa komitmen untuk dan investasi dalam menyediakan stafnya terus menerus kesempatan belajar adalah sebuah bisnis strategi yang memang masuk akal  {dinas pengelolaan sumber daya manusia ohrm laporan , 2003 ) . Karir di perusahaan amerika, tujuan adalah yang umumnya didirikan untuk pelatihan entry-level karyawan, untuk menyediakan melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tingkat semua karyawan, dan untuk pelatihan di tingkat lebih maju. Di tingkat lebih maju, pelatihan mungkin terjadi ketika new atau muncul proses, teknologi, atau fungsi yang diadopsi oleh organisasi.Yang mendasari tujuan kebanyakan industri program pelatihan adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan dan untuk mendorong dan mendukung mereka untuk mencapai seluruh potensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat membuat dihargai kontribusi untuk organisasi. Untuk membantu federal bidang yang penting untuk mengatasi tantangan human-capital , yaitu perencanaan strategis dan investasi dalam pengembangan dan pelatihan para tenaga kerja , kantor anggaran dan manajemen ( omb ) membuat surat edaran se no .A-ll , yang mengurus seluruh lembaga pelatihan untuk membangun tujuan dan setiap langkah , di awal tahun anggaran 2002 ( ohrm laporan , 2003b ) .Dukungan untuk konfigurasi ini , amerika serikat .Kantor manajemen personel ( 0pm ) dikembangkan panduan strategis untuk perencanaan dan pelatihan hasil pengukuran .Ini adalah petunjuk yang dirancang untuk membantu badan pengembangan sumberdaya manusia ( hrd ) profesional dan pelatihan rencana mengintegrasikan gol ke dalam rencana strategis kinerja yang selaras dengan kebutuhan misi dalam rangka untuk mencapai tujuan lembaga .

4.               Millitary
Tujuan keseluruhan latihan militer adalah untuk mempersiapkan per-forming prajurit dan perempuan untuk situasi dalam konflik .Militer sejauh ini salah satu yang paling menuntut profesi di dunia , dan ketat pelatihan tiap jasa anggota menerima dimaksudkan untuk menghasilkan sangat termotivasi individu yang mengatur tinggi gol bagi jiwa mereka .Sebagai angkatan darat ia menaruhnya , tentara harus berusaha untuk “lakukan semua yang kau bisa” . Pelatihan militer instills sebuah pola pikir yang memerlukan pelayanan anggota untuk bekerja ke arah tujuan sampai tercapai , tidak peduli betapa sulitnya tantangan .Lingkungan yang kompetitif tuntutan pemenang ( militer pekerjaan dokter hewan , 1999 ) . Pantulan kebutuhan sosial di bidang pendidikan dan pelatihan yang biasanya tujuan dinyatakan dalam pernyataan yang menjelaskan bagian dari aktivitas manusia .Lebih baik lagi , sebuah tujuan tak dinyatakan dalam satu kata , seperti “membaca” .  dan frase , sebagai contoh , “dengan membaca cukup untuk kefasihan berfokus pada makna dari apa yang telah mereka baca” atau  “positifnya membaca memiliki kebiasaan dan sikap”(penilaian nasional dewan , 1993 ) .Tujuan yang diinginkan dan pencapaian pendidikan dan pelatihan systerms .Pertanyaan untuk dijawab ini , keahlian apa , pengetahuan , dan sikap / atau siswa harus lakukan pada tahap tertentu pada pendidikan dan pelatihan atau pengembangan ?
Supaya berguna untuk guru dan pelatih, pendidikan dan pelatihan gol ini harus dianalisis berkenaan dengan kemampuan yang akan membuat kemungkinan jenis kegiatan diekspresikan oleh gol.Kemampuan mereka itulah orang-orang yang mewakili terdekat tujuan instructitm, misalnya, sebuah terdekat gol membaca dengan kefasihan adalah bahwa pelajar akan mampu “parafrase gagasan utama dari sebuah paragraph” Untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan membaca , siswa harus memiliki , beberapa jenis ( kemampuan ilmu pengetahuan , keterampilan , dan sikap ) .Sebagai contoh , sebelum mereka dapat menjelaskan ide utama , mereka tidak dapat menemukan dia dan penulis menyimpulkan maksud .Dalam banyak kasus mereka belajar keterampilan yang sengaja dirancang melalui kegiatan secara instruksional .Kemampuan seperti pemahaman dalam membaca , sebagai contoh , tentu saja beberapa berfungsi untuk mendukung tujuan lain berbagai belajar.

5.                  Tujuan pelatihan sebagai hasil
Apa perbedaan antara pendidikan dan pelatihan ? Atau sering juga adalah tujuan spesifisitas hasil yang diinginkan .Padahal potensi capabil pendidikan dan disposisi ities berkembang , pelatihan tergantung pada dapat diterima efektif kinerja tugas diajarkan .Namun , pelatihan organisasi yang fokus terutama pada keterampilan lebih luas pembangunan juga memiliki dalam dan konteks organisasi gol .Tujuan dari pelatihan di militer mungkin bagi mengurangi resiko terjadinya cedera medan perang , atau untuk menghasilkan efektif dan cilicicnt infanteri dari tujuan-tujuan tersebut juga harus dipecah menjadi kemampuan dan sikap individu , seperti prajurit itu akan dapat untuk merakit senjata oleh merasa , dalam gelap , di lima menit atau kurang .Sikap yang berkaitan tentara memilih untuk mengamati adalah aturan keselamatan ketika menangani senjata.

6.                  Tempatnya dan tujuannya
Tercantum dalam bab sebelumnya, cakupan desain proyek dapat bervariasi dari besar sistem pelajaran individu.Namun, adalah umum untuk desain pelajaran bagi satu comm bukan untuk unit lebih besar dari total kurikulum.Tidak ada necesary panjang tetap kursus atau tidak tetap spesifikasi apa yang harus ditutupi.Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan durasi atau tingkat konten.Sering, jangka waktu tersedia dalam sebuah semester atau tahun dasar penentu: di militer, kursus mungkin salah satu minggu, delapan jam per hari. Dalam kasus apapun, kursus biasanya didefinisikan agak sewenang-wenang dengan judul dipahami dalam lingkungan lokal dari lembaga tertentu, misalnya, "Sejarah Amerika," "Awal Prancis," "Mahasiswa bahasa Inggris," "Reconnaissance," "Air Traffic Control , "" database Design, "dan seterusnya. ambiguitas The dalam arti program dengan judul seperti ini terbukti. satu mengasumsikan bahwa" American History "di kelas 6 adalah tidak sama dengan" Sejarah Amerika "di kelas 12, namun judul saja memberi petunjuk. Apakah "Mahasiswa bahasa Inggris" berkaitan dengan komposisi, sastra, atau keduanya? Apakah "database Design" membuat tabel data, bentuk, dan laporan, atau memecahkan informasi dunia nyata (masalah manajemen? ini tidak berarti pertanyaan menganggur, karena mereka mewakili sumber ambiguitas bagi siswa, terutama ketika mereka merencanakan program studi.
Ambiguitas dalam arti kursus dengan judul atau topik sebutan mudah dapat dihindari ketika program yang dijelaskan dalam hal tujuan saja (Mager, 1975; Popham dan Baker, 1970). Contoh tujuan di banyak bidang studi dijelaskan oleh Bloom, Hastings, dan Madaus (1971). Jadi, jika tujuan kursus untuk "Mahasiswa bahasa Inggris" adalah bagi siswa untuk dapat "menulis esai tentang topik tunggal ditugaskan, di diterima cetak Inggris, dalam satu jam," itu sangat jelas untuk semua orang apa sebagian dari tentu saja adalah semua tentang. Ini tidak akan membantu siswa, dalam mode langsung, untuk "mengidentifikasi citra di puisi modern" atau "menganalisis konflik dalam karya fiksi." Namun, itu akan, jika berhasil, mengajar mereka kerajinan dasar menulis esai. Demikian pula , jika tujuan dari "database Design" adalah bahwa siswa dapat "membuat solusi database untuk masalah kinerja diidentifikasi," kebutuhan belajar cukup jelas. ini tidak akan bingung dengan tujuan yang menyatakan bahwa siswa adalah untuk "menjelaskan bagaimana database bekerja."
Kebanyakan kursus memiliki beberapa tingkat kursus tujuan tinggi. Misalnya . Kursus dalam social studies hendak para murid untuk dapat: ( 1 ) menggambarkan konteks tertentu ) ( peristiwa sejarah ( informasi / konsep; ( 2 ) mengevaluasi sumber tertulis sejarah ( analisis dan pemecahan masalah ); dan ( 3 ) memperlihatkan sesuatu yang positif keinginan untuk studi sejarah ( sikap ) .Kursus dalam ilmu pengetahuan mungkin berharap siswa untuk mengembangkan kemampuan “untuk merumuskan dan menguji hipotesis ( pemecahan masalah )“ untuk “ terlibat dalam ilmiah pemecahan masalah ( aturan pengguna ) , dan untuk nilai kegiatan para ilmuwan ( sikap ) . 'Masing-masing tujuan dalam kursus satu dapat dianggap sama berharga .Titik utama adalah bahwa mereka masing-masing mewakili belajar yang berbeda persyaratan atau hasil yang diharapkan valid .Instmction harus peka bagaimana tujuan saling berhubungan dan yang jenis kegiatan instruksional kemungkinan besar untuk memfasilitasi prestasi .
Berbagai jenis hasil belajar bahwa ada berbagai jenis leamed telah lmown kemampuan selama bertahun-tahun.Militer pembicaraan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap; mekar dan orang lain diakui tiga domain ( motor, kognitif, dan afektif ).Gagn percaya bahwa perencanaan instruksional dapat dengan cepat disederhanakan dengan pengelompokan belajar tujuan menjadi salah satu dari lima kategori utama (GAGN, 1985 ).Setiap kategori mewakili sebuah kelas berbeda dari kinerja manusia, dan sebagaimana yang akan melihat kemudian, setiap kategori juga membutuhkan sebuah kondisi instruksional yang berbeda untuk efektivitas set belajar.Beberapa lima hal ini telah subcategories kategori yang bermanfaat bagi perencanaan instruksional, sebagai penerus bab akan memperlihatkan.Tapi untuk saat ini, di taldng umum lihat instmctional yang cukup perencanaan, yang komprehensif lima kategori memberikan baru.

7.                  Five Categories of Learning Outcomes
a.        Intellectual Skills
Keterampilan intelektual lebih digambarkan sebagai hal yang bisa kita lakukan dengan simbol simbol, seperti memasang sesuatu ke dalam kategori, menerapkan aturan, prinsip prinsip dan problem solving. Keterampilan memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan sekelilingnya dalam hal simbol atau konseptualisasi. Belajar dimulai dengan dasar dari membaca , menulis , dan aritmatika , tingkat dan berkembang ke apa yang adalah kompatibel dengan minat dan kemampuan intelektual seorang individu .
Keterampilan intelektual membuat yang paling dasar dan meresap struktur pendidikan formal. Berkisar dari seperti keterampilan dasar sebagai bahasa ( e.g., menyusun kalimat ) untuk maju kemampuan teknis teknik ( e.g., menemukan tegangan di jembatan ) dan ekonomi ( e.g., memprediksi efek uang devaluation)

Five kinds of learned capabilites
Kemampuan
Contoh Kinerja
Intellectual skills
Mengidentifikasi diagonal dari persegi panjang.
Mendemonstrasikan penggunaan kasus obyektif dari kata ganti berikut preposisi
Cognitive strategy
Menggunakan link gambar untuk belajar setara asing untuk kata dalam bahasa Inggris
Menata ulang masalah menyatakan secara lisan dengan bekerja mundur
Verbal information
Menyatakan ketentuan amandemen keempat untuk luar U.S
Daftar konstitusi peristiwa instruksi
Attitude
Memilih untuk membaca fiksi ilmiah
Memilih berjalan sebagai bentuk latihan biasa
Motor skill
Lompat tali
Mencetak Huruf E

i.        Cognitive strategies
Kognitif strategi khusus dan sangat penting jenis keterampilan.Mereka adalah kemampuan yang mengatur individu, belajar sendiri, mengingat, dan berpikir perilaku.Misalnya, mereka memiliki perilaku ketika membaca dengan maksud untuk belajar dan internal metode yang digunakan untuk mendapatkan jantung dari masalah. Frase kognitif biasanya dikaitkan dengan bruner ( bruner, goodnow, 61: austin, 1956 ).Rothkopf ( 1971 ) telah menunjuk strategi ini kognitif mathemagenic perilaku, dan ( skinner 1968 ) pengelola perilaku. yang berharap seperti itu akan meningkatkan keterampilan atas yang cukup panjang periode waktu seperti individu terlibat dalam semakin studi, belajar, dan berpikir. Contoh yang bagus kognitif strategi, terlihat dalam tabel 3}, adalah penggunaan gambar sebagai link untuk menghubungkan kata kata dalam belajar bahasa asing kosakata ( atkinson.1975 ).Jeroen van merrienhoer et al.( 2003 ) mendefinisikan kognitif strategi digunakan pada kompleks belajar tugas sebagai strategi pemecahan masalah.
ii.      Verbal information
informasi verbal adalah jenis pengetahuan yang kita dapat menyatakan. Hal ini mengetahui bahwa, atau pengetahuan deklaratif. Semua dari kita telah belajar banyak dari informasi verbal atau pengetahuan verbal. memiliki ketersediaan dalam ingatan kita banyak item umum yang digunakan informasi, seperti nama-nama bulan, hari dalam seminggu, huruf, angka, kota, kota, negara, negara, dan seterusnya.
iii.    Motor skills
Jenis lain dari kemampuan kita harapkan manusia untuk belajar adalah keterampilan motorik (Fitts & Posner, 1967; Singer, 1980). individu belajar untuk skate. naik sepeda, untuk mengarahkan mobil, untuk menggunakan pembuka kaleng, untuk lompat tali. Ada juga keterampilan motorik yang harus dipelajari sebagai bagian dari histruction sekolah formal, seperti surat printing (Tabel 3.1), menggambar garis lurus, atau menyelaraskan pointer pada wajah panggil. Terlepas dari kenyataan bahwa instruksi sekolah begitu sebagian besar berkaitan dengan hmctions intelektual, kita tidak mengharapkan dewasa terdidik kurang dalam keterampilan motorik tertentu (seperti menulis) yang dapat digunakan setiap hari.
iv.    Attitudes
Beralih sekarang untuk apa yang sering disebut domain afektif (Krathwohl, Bloom, 6: Masia, 1964), kami mengidentifikasi kelas kemampuan belajar yang disebut sikap. Semua dari kita memiliki sikap dari berbagai macam terhadap berbagai hal, orang, dan situasi. Pengaruh sikap adalah untuk memperkuat reaksi positif atau negatif individu terhadap beberapa orang, hal, atau situasi. Kekuatan sikap masyarakat terhadap beberapa item yang dapat diindikasikan dengan frekuensi yang mereka pilih atau menghindari bahwa item dalam berbagai keadaan demikian seorang individu dengan sikap yang kuat ke arah membantu orang lain akan menawarkan bantuan dalam banyak situasi, di mana sebagai orang dengan sikap lemah semacam ini akan cenderung membatasi tawaran bantuan dalam situasi yang lebih sedikit. Sekolah sering diharapkan untuk membangun sikap disetujui secara sosial seperti menghormati orang lain, kegotong-royongan, tanggung jawab pribadi, serta sikap positif terhadap pengetahuan dan pembelajaran dan sikap keberhasilan diri.
Attitude Training in the military. Sikap dan instruksi nilai inti adalah puncak pelatihan militer. Nilai-nilai kesetiaan, tugas, hormat, layanan sebelum diri, kehormatan, integritas, dan keberanian pribadi telah menjadi ciri khas dari tentara Amerika selama lebih dari 223 tahun (US. Army Postur Pernyataan, 2000). Dan perempuan harus belajar untuk memenuhi tuntutan dan misi profesi militer bahkan ketika itu berbahaya. Mereka harus belajar untuk membuat keputusan yang dalam kepentingan terbaik dari layanan bersenjata dan bangsa, tanpa memperhatikan konsekuensi pribadi, mereka harus belajar untuk mematuhi perintah; merawat keselamatan, profesional, personal, dan spiritual kesejahteraan rakyat; dan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap semua orang tanpa memandang ras, agama, atau jenis kelamin (US. Navy Nilai Inti, 2003).
Human capabilities as course goals. Sebuah kursus tunggal instruksi biasanya memiliki tujuan yang menyala ke dalam beberapa kategori kemampuan manusia. Kategori utama, yang memotong "isi" dari kursus, adalah hidup kita telah dijelaskan. Dari sudut pandang yang diharapkan keluar 'datang dari instruksi, alasan utama untuk membedakan lima kategori ini adalah bahwa mereka memungkinkan berbagai jenis kinerja manusia.
Misalnya, kursus dalam ilmu dasar dapat meramalkan tujuan sebagai umum hasil belajar seperti (1) memecahkan masalah kecepatan, waktu, dan percepatan; '2) merancang' eksperimen untuk memberikan tes ilmiah dari hipotesis menyatakan; atau (3) menilai kegiatan ilmu pengetahuan. Nomor satu jelas nama keterampilan intelektual dan, karena itu, menyiratkan beberapa pertunjukan yang melibatkan operasi intelektual siswa dapat menunjukkan. Nomor dua berkaitan dengan penggunaan pemecahan masalah, karena menyiratkan bahwa siswa akan perlu untuk menghasilkan kinerja yang kompleks ini dalam situasi baru di mana sedikit panduan disediakan dalam pemilihan dan penggunaan aturan dan konsep yang dipelajari sebelumnya. Nomor tiga hubungannya dengan sikap, atau mungkin dengan seperangkat sikap, yang akan dipamerkan dalam perilaku sebagai pilihan tindakan diarahkan kegiatan ilmiah.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Desain instruksional didasarkan pada prinsip-prinsip belajar manusia, khususnya, kondisi di mana pembelajaran terjadi. Prinsip berasal dari penelitian pendidikan menunjukkan beberapa kondisi eksternal untuk pelajar yang dapat dimasukkan ke dalam instruksi. Sebuah model pengolahan informasi yang mengidentifikasi sejumlah proses internal mendasari teori-teori kontemporer pembelajaran. Proses ini membawa beberapa tahap yang berurutan dalam transformasi informasi dalam perjalanan ke penyimpanan dalam memori jangka panjang. Tujuan dari instruksi adalah untuk mengatur peristiwa eksternal yang mendukung proses pembelajaran internal yang ini. Selain itu, seorang desainer harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang terkait dengan aspek-aspek sosial-budaya belajar dan bagaimana mereka mempengaruhi pemilihan hasil pendidikan, dan rancangan kegiatan pembelajaran.
Model ISD yaitu salah satu konsep pendekatan yang sistematis dalam instruksi desain. Tidak ada model yang terbaik, model yang benar, atau model yang salah di setiap teori. Proses ISD dapat mewakili beberapa cara-cara ketika satu model menghasilkan cara dan konteks tertentu yang efektif. Tetapi, semua model model harus mengandung unsur-unsur tertentu, terlepas dari lebel atau menganalisa, jika mereka mencapai tujuan prosess ISD. Itulah sebabnya model ADDIE  menjadi prototipikal mewakili dari proses. Ilustrasi itu komponen penting untuk model-model mendapatkan level tertinggi dari teori yang berdasarkan pedoman untuk beberapa fase. Ini termasuk prinsip instruksi psikology, yang mana menggunakan instruksi fase strategi desain, atau level lebih besar dari prosedur pedoman untuk situasi spesifik yang mana masyarakat memiliki respon yang berbeda dalam tugas spesifik.
Salah satu tujuan dari taksonomi tersebut (set kategori kinerja) adalah untuk mengevaluasi tujuan sendiri secara utuh. Taksonomi disajikan dalam bab ini berisi kategori kemampuan belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi lisan, motor keterampilan, cara berfikif.

        B.    Saran
Model-model yang telah dipaparkan dalam makalah dapat di gunakan dalam pendidikan Indonesia. Karena model-model tersebut memilikki rencana yang terstrukuk dengan baik tidak hanya proses bagaimana mentranfer ilmu tetapi juga perencanaan yang dilakukan sekolah untuk memberikan pengetahuan kognitif tetapi juga kemampuan yang dimiliki siswa. Untuk menerapkannya tentu dukungan dari beberapa pihak seperti pemerintah, guru, dan masyarkat dan harus disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi di Indonesia



DAFTAR PUSTAKA
Gagne, Robert M, dkk. 2005. Principle Of Instructional Design. Thomas Waldswort: USA

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM KBK, KTSP DAN K 13 DAN MENGAPLIKASIKAN MENGGUNAKAN MATA PELAJARAN IPA

Nama   : MITA ARIFIAH (1809087069) Jurusan           : MAGISTER PENDIDIKAN DASAR Mata Kuliah   : Kajian Kurikulum dan Buku Teks Pend...